Inggris Dilanda Krisis Ketenagakerjaan yang Parah
Krisis ketenagakerjaan yang melanda Inggris telah mencapai titik kritis, dengan kekurangan pekerja yang sangat dirasakan di berbagai sektor. Data terbaru dari Bank of England (BoE) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Inggris telah turun ke level terendah dalam 50 tahun terakhir, sementara jumlah lowongan pekerjaan terus meningkat.
Kekurangan pekerja ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk Brexit, pandemi COVID-19, dan tren demografi. Brexit telah menyebabkan arus keluar pekerja dari UE, sementara pandemi telah mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan hilangnya pekerjaan di sektor-sektor tertentu. Selain itu, populasi Inggris yang menua juga berkontribusi terhadap kekurangan tenaga kerja, karena semakin sedikit orang yang memasuki pasar kerja.
Krisis ini berdampak signifikan pada perekonomian Inggris. Perusahaan kesulitan mengisi lowongan kerja dan memenuhi permintaan pelanggan, yang menghambat pertumbuhan dan produktivitas. Selain itu, kekurangan tenaga kerja juga menyebabkan kenaikan upah, yang dapat memicu inflasi dan menurunkan nilai pound sterling.
Pemerintah Inggris telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi krisis ini, termasuk meluncurkan skema pelatihan dan memberikan visa bagi pekerja asing. Namun, upaya-upaya ini belum cukup untuk mengatasi masalah secara mendasar.
Pakar memperingatkan bahwa kekurangan tenaga kerja kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Perusahaan perlu beradaptasi dengan perubahan lanskap tenaga kerja, termasuk merangkul teknologi dan berinvestasi dalam pengembangan karyawan. Selain itu, pemerintah perlu terus berkolaborasi dengan pemberi kerja dan pelaku industri untuk mengembangkan solusi jangka panjang terhadap krisis ini.
Rincian File:
Nama File | Ukuran | Tanggal Upload | Download | Link Download |
---|---|---|---|---|
Inggris BG KLS III Lc.pdf | 23,09 MB | 16 Jul 2024 | 0 | https://jis.my.id/sf.php?id=2wobr7cR52O |