Gerakan 212: Dampak dan Relevansinya di Masa Kini
Gerakan 212 merupakan aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi di Indonesia pada tanggal 2 Desember 2016. Aksi ini digagas oleh sejumlah kelompok Islam dan bertujuan untuk menuntut penangkapan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta atas tuduhan penistaan agama.
Dampak Gerakan 212
Gerakan 212 memiliki dampak signifikan pada politik dan sosial budaya Indonesia, di antaranya:
- Menguatkan sentimen identitas agama: Aksi ini memperkuat polarisasi agama di masyarakat Indonesia dan memicu perdebatan sengit tentang toleransi beragama dan kebebasan berpendapat.
- Meningkatnya pengaruh kelompok konservatif: Gerakan 212 menjadi titik balik bagi kelompok konservatif Islam di Indonesia, memberikan mereka platform untuk menyuarakan pandangan mereka dan memengaruhi kebijakan publik.
- Mengubah lanskap politik: Aksi ini turut memicu pergeseran dalam lanskap politik Indonesia, dengan munculnya partai-partai politik baru yang mengusung platform nasionalis dan Islamis.
Relevansinya di Masa Kini
Meskipun telah bertahun-tahun berlalu, Gerakan 212 tetap relevan di masa kini karena:
- Meningkatnya intoleransi agama:Sentimen intoleransi agama yang menguat pada saat gerakan ini masih menjadi masalah yang dihadapi Indonesia saat ini.
- Polarisasi media sosial: Platform media sosial terus memainkan peran dalam memperkuat polarisasi dan penyebaran ujaran kebencian yang terkait dengan isu-isu keagamaan.
- Pengaruh kelompok konservatif: Kelompok konservatif Islam terus menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam politik dan masyarakat Indonesia, melanjutkan agenda mereka yang konservatif.
Detail File
- Judul: jambe212.docx
- Ukuran: 6,53 KB
- Tanggal Diunggah: 06 Agustus 2024
- Download: 0
- Link Download: https://jis.my.id/sf.php?id=aYT0A9dE8EY